Apabila Suatu tumbuhan atau pohon mati dan roboh ke atas tanah, maka pohon tersebut akan mengalami pembusukan dan penguraian baik secara biokimia yang melibatkan bakteri maupun secara kimia dan fisika.Bagian organik pohon tersebut akan terurai menjadi CO2 dan H2O, sedangkan bagian atau unsur anorganiknya akan kembali ke tanah dan bercampur dengan mineral tanah.
Apabila suatu pohon yang mati kemudian jatuh kedalam air atau rawa yang cukup dalam, maka pohon tersebut akan mengalami pembusukan baik secara biokimia maupun secara kimia dan Fisika. Pada kedalaman tertentu bakteri yang menguraikan sisa pohon tersebut tidak dapat bekerja lagi, sehingga perubahan yang terjadi selanjutnya hanya perubahan fisik dan kimia. Dalam hal ini pohon tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan lama kelamaan, sisa tumbuhan tersebut akan berubah menjadi suatu sediment organik yang kemudian disebut “ BATUBARA “
Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu :
1.Teori In-situ :
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk.Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi fossil tumbuhan yang membentuk sediment organik.
2.Teori Drift :
Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut terbentuk.Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori Drift, bisa berasal dari hutan basah atau kering. Tumbuhan atau pohon yang sudah mati dan roboh keatas tanah kemudian terbawa oleh banjir atau aliran sungai sehingga sisa-sisa tumbuhan tersebut akhirnya mengendap di delta-delta sungai purba atau terkumpul dan tersedimentasi didasar danau purba.
Pembentukan Batubara (Coalification)
--> Peatification (Pembentukan Peat)
Perubahan Biokimia atau Diagenetik Oleh bakteri aerob dan anaerob
--> Transisi Peat - Lignite
Perubahan diagenetik dan metamorfosis Disebabkan oleh perubahan fisik dan kimia karena pengaruh panas dan tekanan terhadap endapan tersebut.
--> Transisi Lignite - Sub-bituminous
Pengurangan porositas dan kadar air akibat tekanan overburden.
--> Transisi Sub-bituminous - Bituminous
Penurunan Oksigen dan moisture, dan naiknya nilai kalori yang cukup signifikan.
--> Transisi Bituminous – Anthrasit
Penurunan drastis hydrogen dan rasio H/C diikuti dengan pelepasan gas methan. Peningkatan gugus hidrokarbon aromatik.
Gambar Struktur Molekul Empiris Batubara
Gambar Struktur Molekul Batubara Peringkat Rendah
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi pembentukan batubara , yaitu :
1.Umur
Simplified Geological Time Scale
PERIODE | KURUN WAKTU |
Quarternary | Sekarang – 2 Juta tahun yang lalu |
Tertiary | 2 – 65 Juta tahun yang lalu |
Cretaceous | 65 – 135 Juta tahun yang lalu |
Jurrasic | 135 – 180 Juta tahun yang lalu |
Triasic | 180 – 225 Juta tahunyang lalu |
Permian | 225 – 275 Juta tahun yang lalu |
Carboniferous | 275 – 350 Juta tahun yang lalu |
Devonian | 350 – 410 Juta tahun yang lalu |
Zaman Tertiary dibagi lagi menjadi 6 sub-zaman yang disebut Epoch,dimana pembagian zaman Epoch ini adalah sebagai berikut :
EPOCH | PERIODE ( JUTA TAHUN | KURUN WAKTU |
Paleocene | 65 - 59 | 6 Juta Tahun |
Eocene | 59 - 34 | 25 Juta Tahun |
Oligicene | 34 - 25 | 9 Juta Tahun |
Miocene | 25 - 12 | 13 Juta Tahun |
Pliocene | 12 – 2.5 | 9.5 Juta Tahun |
2.Temperatur
- Geothermal Gradient
Adalah Sumber panas yang berasal dari perut Bumi. Semakin dalam ke perut bumi, maka semakin panas temperaturnya. Kenaikan temperature yang normal adalah 3-4 derajat Celsius untuk setiap kedalaman 100 meter.
- Igneous Intrusion
Adalah kontak antara lelehan magma dengan batubara sebagai akibat dari aktifitas vulkanik.
--> Intrusi yang memotong dengan arah vertikal terhadap seam batubara disebut Dyke
--> Intrusi yang memotong dengan arah horisontal terhadap seam batubara disebut Sill
3.Tectonic Activity
Aktifitas tektonik dapat menghasilkan panas sebagai akibat suatu gesekan atau pergeseran lempeng bumi atau blok batuan. Proses pergeseran atau gesekan tersebut sering disebut Patahan atau Faulting
Faktor Tekanan
- Kedalaman, selain menimbulkan efek temperature juga dapat menimbulkan efek tekanan sebagai akibat dari berat beban diatasnya (overburden)
- Aktifitas tektonik juga dapat menimbulkan efek tekanan terutama pada shearing force atau gaya lintang.
Klasifikasi Batubara.
Ada beberapa klasifikasi untuk menentukan batubara,yaitu sebagai berikut :
--> ASTM Classification
Klasifikasi Batubara Menurut Standar ASTM D-338
--> Seyler’s Classification
--> Ralston’s Classification
--> ECE Classification (Economic Commission for Europe)
--> International Classification for Lignite
Substansi Batubara :
1.Moisture
--> Equilibrium Moisture
--> Total Moisture
--> Air dried Moisture
--> Transportable Moisture
--> Dll
2.Mineral Matter
--> Ash Analysis
--> Trace elements
--> Ash Fusion Temperature
--> Ash Content
--> Ash Resistivity
--> Dll
3.Organic Matter
--> Ultimate
--> Volatile Matter
--> Fixed Carbon
--> Calorific Value
--> Maceral
--> Dll
Group Substansi Batubara
Maceral Batubara :
GROUP MACERAL | MACERAL |
VITRINITE | Telinite Collinite Vitrodetrinite |
LIPTINITE / EXINITE | Sporinite Cutinite Resinite Alginite Liptodetrinite |
INERTINITE | Micrinite Macrinite Semifusinite Fusinite Sclerotinite Inertodetrinite |
0 comments:
Post a Comment